DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
1. Chandra Priandika
LAPANDOSO PENDARATAN ISLAM PERTAMA DI SULSEL
Film Dokumenter ini bertujuan untuk memperlihatkan keadaan "Lapandoso" atau yang dikenal pendaratan Islam Pertama di Sulsel atau lebih tepatnya di Kabupaten Luwu. Di awal film dijelaskan terlebih dahulu tokoh-tokoh penting yang membawa dan yang memeluk Islam pertama kali di Sulsel. Tempat bersejarah ini selayaknya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Melalui Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Sulsel ini, semoga film dokumenter ini lebih cepat terpublikasi dan mendapat penanganan secepatnya; mulai dari akses jalannya, monumennya, dan publikasinya. Besar harapan kami, semoga kerja keras dari tim kami untuk mengumpulkan data, mengambil video, dan mengolahnya menjadi film dokumenter mendapat apresiasi dari Kanwil Kemenag Sulsel. Amin2. Desi Rahmadani
ANTAR MANUSIA
3. Suhardi
TOLAK NIKAH DINI
Film ini yang diperankan Remaja Islam Desa Parenring Kec. Lilirilau Kab. soppeng bersama salah satu penyuluh agama Islam Kementerian Agama Kab. soppeng yang Menceritakan tentang penolakan pernikahan Dini sebagaimana amanah undang undang Nomor 16 Tahun 2019 yang mengatur bahwa pernikahan hanya di izinkan jika pihak pria dan wanita sudah mencapai 19 tahun
4. Suhardi
MODERASI BERAGAMA
Video ini yang diperankan REMIS ( Remaja Islam ) Desa Parenring kec. Lilirilau Kab. Soppeng bermuatan tentang seruan Moderasi dalam beragama sebagaimana program Kementerian agama RI tentang Tahun Toleransi.
5. Sudarasono
AKU DAN KAMU BERSATU DI KUA
Film ini diperankan Oleh Penyuluh Agama Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng, Menceritakan tentang Salah satu Budaya Suku Bugis-Makassar yaitu Masyarakat Bantaeng adalah Budaya Siri', dimana seorang Gadis Belia (18 tahun ) yang didapati berdua dgn seorang laki-laki yg bukan muhrim dianggap Siri' (mencoreng martabat keluarga) dan konsekwensinya adalah sang laki-laki harus menikahi gadis tersebut. Film ini juga menceritakan Pelayanan pada KUA yang memberikan penolakan bagi pasangan calon pengantin laki-laki atau calon pengantin perempuan yang belum cukup umur (19 tahun), sebagai jalan untuk mendapatkan dispensasi pada Pengadilan Agama. Pada sidang penetapan dispensasi Majelis Hakim berdasarkan Keyakinan dan pertimbangan atas bukti-bukti yang cukup dapat memberikan dispensasi atau penolakan
6. Wilya Wiranda
MAMMANU-MANU (MASA PENJAJAKAN CALON PASANGAN)
Seorang lelaki yang bekerja di kantor daerah telah jatuh hari dan ingin melamar seorang gadis yang berprofesi sebagai guru mengaji.
7. Wilya Wiranda
SOMPE' (MERANTAU)
Seseorang yang hidup sederhana dan bekerja sebagai penyapu taman kota soppeng, yang tinggal bersama istri dan ibu kandungnya, ia serba kekurangan maka dari itu ia membulatkan tekadnya untuk merantau, karena itu sebuah tradisi Bugis.
8. Wilya Wiranda
MABACA-BACA (SYUKURAN)
SebuT saja ibu Fitri ia adalah sosok ibu yang tinggal bersama putrinya, namun ibu Fitri telah menjung tinggi nilai-nilai budaya tradisi leluhurnya maka dari itu ia melakukan syukuran atau disebut mabbaca doang, ia melakukan ritual mabbaca karena anaknya telah lulus kuliah dengan waktu yang dia hajatkan.
9. Agusman, S.Ag
Video Dokumenter Burau di Luwu Timur
Berisi tentang kekayaan alam budaya dan agama yang ada di Kecamatan burau. Salah satu kecamtaan dari 11 kecamatan yng ada di kabupaten luwu timur. Hampir semua agama ada didalamnya dan dihuni oleh masyarakat yang datang dari berbagai suku, sehingga burau kaya akan adat budaya yang ada didalamnya. Salah satu budaya yang menarik di burau adalah manre massaperra, salah satu pesta adat yang dilakukan oleh masyarakat untuk merayakan hari-hari penting di daerah tersebut. Kegiatan ini diisi dengan masyarakat datang berkumpul di suatu tempat dan makan bersama dalam nuansa pesta rakyat. Hal yang menarik juga dari burau adalah makanan khas orang disana yaitu kapurung. Makanan yang terbuat dari sagu yang dimasak dengan ikan atau ayam yang dicampur dengan sayur-sayuran. Makanan ini biasnya disajikan untuk menyambut tamu-tamu yang datang ditanah luwu untuk memperkenalkan budaya dan ciri khas orang luwu. Dalam video ini juga bercerita tentang pentingnya menghargai adat budaya yang kaya akan makna dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang diyakini dalam islam. Karena terbukti di banyak tempat, konflik-konflik yang terjadi dimasyarakat banyak yang terselesaikan melalui cara-cara adat budaya yang munkin sulit diselesaikan dengan menggunakan perangkat negara yang ada.
10. Agusman, S.Ag
Botting Malolo (tantangan dalam mengejar cita-cita)
Film ini bercertia tentang budaya disuatu daerah yang menikahkan anaknya yang masih usia sangat muda. Isumange dalam film ini adalah anak dari pasangan ambo rewa dan indo lebbi. Ia memiliki cita-cita untuk mengharumkan nama keluarganya dengan mengejar pendidikan yang tinggi dan menjadi dokter. Namun karena adat budaya di daerahnya menjadikan sumange harus dinikahkan dan mengorbankan pendidikannya. Agusman selaku tokoh agama didaerah tersebut hadir memberikan solusi pada masalah yang tengah dihadapi oleh isumange.
Film ini berisi pesan moral untuk tetap menjaga norma-norma sosial di masyarakat tanpa melepaskan identitas lain sebagai warga negara yang taat akan hukum. Memberikan gambaran pemuda-pemudi masa kini yang bertaruh atas mimpinya melawan kerasnya budaya lama yang bergulir.