DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
11. Resky Awal
Kabupaten Luwu Timur Indonesia Mini
"Menceritakan tentang Kemajemukan, Ragam Budaya, suku, Ras dan Agama yang ada di Kabupaten Luwu Timur, namun semuanya dapat hidup berdampingan dengan damai, tentram dan penuh Toleransi, Film ini memberi pelajaran bagi kita semua sebagai warga Negara Indonesia, bahwa perbedaan itu adalah Sunnatullah yang harus kita terima, perbedaan pula merupakan Anugrah dari Tuhan yang Maha Kuasa yang harus kita syukuri dengan cara saling menghargai disetiap perbedaan. Maka inilah salah satu alasan mengapa Kabupaten Luwu Timur mendapatkan julukan Sebagai “INDONESIA MINI”.
12. Hanifah Dwi Estikawat
Nilai-Nilai Manten
Temu Manten adalah serangkai prosesi perkawinan adat Jawa yang masih biasa dilakukan oleh masyarakat suku Jawa di beberapa desa yang ada di kec.Mangkutana. lalu nilai-nilai apa yang bisa diambil dari prosesi temu manten sehingga prosesi temu manten masih terus dilakukan.
13. SRI INDAH PURNAMASARI
Masjid 99 Kubah l Agama dan Budaya l Film Dokumenter Islami
Masjid Kubah 99 di Makassar adalah contoh yang baik tentang bagaimana budaya dan agama dapat saling memengaruhi dan menggabungkan elemen-elemen khas mereka dalam bangunan dan kegiatan sehari-hari. Ini mencerminkan kekayaan dan pluralitas budaya di Indonesia, di mana agama Islam, dalam hal ini, telah mengakomodasi unsur-unsur budaya lokal yang kuat.
14. Alamsyah, S.Sos
Pesona Ragam Budaya, Etnis dan Agama di Wasuponda Kab.Luwu Timur
"Pelangi itu indah karena adanya keragaman warna di dalamnya"", demikian halnya dengan keragaman yang ada di Kec.wasuponda. Keragaman etnis, ras, budaya dan agama mewarnai kehidupan masyarakatnya yang majemuk dengan kedamaian, saling memahami, hidup berdampingan ,saling menghargai dan hidup tolong menolong tanpa melihat status sosial atau agama. Sejak berdirinya Kabupaten Luwu Timur bahkan sebelum terbentuknya, Kecamatan Wasuponda dalam kondisi aman dan damai, tidak pernah ada gesekan antara umat beragama, antara sesama umat beragama, suku maupun ras. Kemajemukan yang begitu kental dan sarat dengan ragam budaya serta kearifan lokal patut mendapat apresiasi, bahwa pemuka agama dan tokoh masyarakat sebagai pengayom mampu memelihara kerukunan tersebut. Wasuponda yang berada dibawa lembah tepatnya di lereng kaki gunung LANDAKA patut dijadikan salah satu background kehidupan masyarakat yang harmonis untuk ditiru oleh daerah yang rawan konflik sehingga kebhinekaan dan persatuan di NKRI benar-benar terwujud.
15. SRI INDAH PURNAMASARI
Budaya Mappacci Bugis Makassar
Malam Mappacci merupakan tradisi masyarakat Bugis Makassar yang dilaksanakan pada malam aqad nikah calon pengantin perempuan maupun laki-laki. pada Masyarakat Bugis Makassar masih menjaga dengan baik tradisi ini. Acara ini bukan hanya menjadi acara seremonial belaka. terdapat nilai - nilai pendidikan agama Islam yang ada pada setiap rangkaian acara malam.
16. Ardi Riswanto
Melodi Marawis di Pondok Pesantren
"Dani adalah sesorang santri yang menemukan hal baru dalam hidupnya. Sebelum masuk kepondok pesantren dani adalah seorang yang malas beribadah dan tidak mau patuh perintah orang tua, hingga suatu hari Dani di Masukkan ke pondok Pesantren agar perilakunya terkontrol dan kemudian di pondok pesantren Dani Menemukan Hal Baru yang sebelumnya dia sibuk dengan game dan hpnya, di pondok pesantren Dani menemukan suatu kesenian yang menarik perhatiannya dan pada akhirnya Dani tertarik dan nyaman dengan Seni Budaya Marawis di pondok tersebut.
17. EDI SUGIARTO
Masjid Tua Katangka I
Berikut ini film dokumenter dengan tema agama dan budaya. Film ini dibuat dalam rangka lomba KFPI tingkat provinsi tahun 2023. Masjid Tua Katangka Saksi Penyebaran Islam
18. Hartika Gaffar
Ragam Etnis Agama & Budaya di Kec Nuha
Menceritakan Tentang Keberagaman Kemajemukan yang ada di Kec Nuha
19. FITHRIANY PRATIWI MARWAN
ADAB DALAM KEHIDUPAN ( TABE )
"Sebagai Nasehat dan Pelajaran Untuk kita semua, bahwa Adab itu perlu di dalam kehidupan . Jika kita ingin di hargai , maka Hargai lah ornag lain
20. Alimuddin A. S.Hi
Wotu Dengan Kearifan Lokalnya Memadukan Agama dan Budaya
"Sepanjang sejarah, daerah Wotu dikenal sebagai daerah Kerajaan dengan kearifan lokal tersendiri yang punya falsafah AWA ITABA LA AWAI ASSONGOATTA yang bermakna dari kitalah datangnya persatuan dan kebersamaan.Dengan falsafah ini masyarakat etnik Wotu senantiasa berbaur dan hidup bersama dengan latar belakang suku dan agama yang berbeda. Etnik Wotu yang kental dengan budaya dan mayoritas muslim memegang teguh prinsip kebersamaan sedikitpun tidak pernah mengusik kenyamanan beribadah agama lainnya kearifan lokal itu dirawat melalui pendidikan dalam keluarga dan dengan keteladanan.