DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
DAFTAR FILM KFPI SULSEL 2023
21. RANDA LIBRIANTO
"ADAT MAPPACCI"
Salah satu budaya bugis yang sangat kental didaerah soppeng ini adalah Mapacci yang sering diadakan diacara pernikahan. Mappacci berasal dari kata paccing (bersih atau biasa disebut hari pacar) yang merupakan upacara perkawinan adat yang diturunkan secara turun temurun yang bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari segala hal yang tidak baik yang dapat menjadi penghambat dalam melaksanakan adat perkawinan. Ritual mappacci adat bugis tidak hanya untuk calon mempelai wanita saja, melainkan mempelai pria juga melakukannya. Dimana pada saat berlangsungnya acara mappacci, mempelai didampingi oleh kedua orang tuanya sendiri.
22. Muh. Awaluddin
Adat Bugis Mappacci
Mappacci merupakan upacara atau kegiatan yang di laksanakan pada malam pernikahan yang melambangkan kesucian hati calon mempelai dalam menghadapi hari esok menapak bahtera rumah tangga. Dalam upacara adat mappacci digunakan beberapa peralatan atau perangkat yang semuanya memiliki makna khusus bagi masyarakan bugis, diantaranya :
1. Daun Pacar 2. Bantal 3. Sarung Sutera 4. Daun Pisang 5. Lilin 6. Daun Nangka 7. Benno 8. Taburan Beras 9. Kelapa 10. Gula Merah 11. Tempat Pacci
23. Nengsih Nasir, S.Sos
Pesona Kota Malili
"Video dokumenter yang menceritakan tentang kota Malili di kabupaten Luwu Timur yaitu keunikan ikon-ikon kota Malili, keberagaman suku, budaya, dan agama masyarakat Malili. Dengan keberagaman suku, budaya, dan agama, tidak menjadikan benteng penghalang bagi masyarakat Malili untuk saling hidup berdampingan , rukun , dan damai antar penganut agama.
24. Rahmat Aries
Napak Tilas Datuk Patimang dan Andi Pattiware
Film ini ditujukan untuk KFPI 2023 Kompetisi Film Pendek Islami tingkat Provinsi Sulawesi selatan, yang bertemakan tentang Napak Tilas Datuk Patimang dan Andi Pattiware. Film ini dibuat oleh Kementerian Agama Kab. Luwu Utara. Pattimang adalah desa di kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Desa ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Luwu pada abad ke-16. Desa pattimang sering dikunjungi peziarah dari warga local atau dari luar luar luwu utara. tempat ini menyimpan banyak cerita, khususnya tentang masuknya islam di kab. Luwu utara dan raja luwu pertama yang memeluk islam di abad 16. Tempat ini merupakan makam 2 tokoh yang sangat berpengaruh dikala itu. Raja Luwu, di masa lalu dikenal dengan ilmu kesaktian yang tinggi. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Datuk Sulaiman saat mengajak raja memeluk Islam.
25. Rahmat Aries
Tradisi Toke' Sampa' To Masapi Luwu Utara
Rumpun To Masapi di Desa Pincara, Kabupaten Luwu Utara, adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang masih mempertahankan adat dan kebiasaan leluhurnya secara turun temurun. Dengan latar belakang sejarahnya yang kaya, Sulawesi Selatan memiliki berbagai macam adat dan kebiasaan yang luar biasa, yang jika diolah atau dipertahankan dengan baik akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembinaan kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Di desa ini, ada tradisi yang disebut sebagai Tradisi Toke' Sampa'. Dalam bahasa Luwu, "toke" berarti "gantung" dan "sampa" berarti "sejenis kain berbentuk segi empat yang digunakan untuk menutup palfon atau langit-langit rumah." Tradisi Toke' Sampa' di sini adalah menaikkan atau menggantung kain. Kain berharga atau sampa ini dulu disebut MAWA, tetapi sekarang kain biasa yang dianggap sakral karena MAWA sudah langka. Toke' Sampa berarti menaikkan atau menggantung kain pusaka sebagai simbol pelaksanaan pesta yang masih dianggap sakral. Untuk melakukan mattoke sampa', ada dua aturan adat: satu disusukan (di susuk) dan yang lain digantung lebih dari yang biasa. Sampa hanya diikat dengan katimbang (sejenis tanaman patikala yang biasanya tumbuh di hutan) jika pestanya normal, yaitu tidak ada hewan berkaki empat yang disembelih seperti kerbau atau sapi. Namun, karena tumbuhan ini sudah jarang atau sulit ditemukan, diganti dengan tali rapiah.
26. Rahmat Aries
Tradisi Adat Rongkong: Pembagian Harta Warisan, Mana' Simanai'
Di Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara ada kebiasaan tersendiri yang diwariskan oleh orang tua atau nenek moyang saat membagi harta warisan. Setelah orang tua atau pewaris meninggal dunia, masing-masing ahli waris harus berkorban atas kematian seorang pewaris. Jika salah satu ahli waris tidak dapat berkorban atas pewaris atau orang tuanya, maka ahli waris lainnya harus berkorban.
Di masyarakat Kecamatan Rongkong, praktik pembagian harta warisan melibatkan pembagian harta kepada semua ahli waris. Namun, ada bagian harta untuk anak yang mampu berkorban yang menjadi ahli waris atau pewaris utama. Sistem dan praktik pembagian harta warisan di Kecamatan Rongkong tidak sesuai dengan hukum fara'id berdasarkan tasaluh yang bertentangan dengan teks Al-Qur'an. Meskipun demikian, hal ini diizinkan karena tujuan hukum Islam adalah untuk memberikan manfaat bagi semua orang sepanjang tidak merusak mereka.
27. Rahmat Aries
Agama dan Kebudayaan di Kecamatan Angkona
Toleransi beragama. Untuk menjaga kebinekaan untuk memperkokoh persatuan
28. EDI SUGIARTO
MASJID CHENG HOO
Masjid Muhammad Cheng hoo merupakan salah satu masjid termegah di Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid yang terletak di jalan Danau Tanjung Bunga ini terkenal karena bangunannya mamadukan antara budaya etnis Tionghoa, Bugis dan Makassarua orang sepanjang tidak merusak mereka.
Berikut ini film dokumenter dengan tema agama dan budaya. Film ini dibuat dalam rangka lomba KFPI tingkat provinsi tahun 2023. Masjid Tua Katangka Saksi Penyebaran Islam
29. MOHAMMAD AS'AD
MABBARSANJI BUGIS MAKASSAR
Barzanji adalah sebuah karya sastra Islam berbahasa Arab yang mengisahkan kehidupan dan perjalanan Nabi Muhammad SAW. Meskipun asal usulnya berasal dari luar wilayah Sulawesi Selatan, khususnya dari Timur Tengah, Barzanji telah menjadi bagian penting dalam budaya dan tradisi agama masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.
30. Arman Amirdau
Sejarah Islam Kerajaan Luwu
Film Dokumenter "Sejarah Islam Kerajaan Luwu" - MTsN Kota Palopo
Sebuah film dokumenter singkat yang mengkaji sejarah awal berdirinya kerajaan luwu yang juga sejalan dengan awal masuknya agama islam itu sendiri yang hingga kini dianut oleh kearajaan/kadatuan luwu serta mayoritas masyarakat luwu hingga masa kini.
31. Rahmawati
Jejak Islam Di Bulukumba: Perjalanan Cinta Dan Kebijaksanaan
Dato Tiro adalah seorang ulama dan pemimpin spiritual yang hidup pada abad ke-18 di wilayah Sulawesi Selatan. Ia dikenal sebagai tokoh yang berperan besar dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah Bulukumba dan sekitarnya. Dengan kebijaksanaan, kegigihan, dan kepemimpinan spiritualnya, Dato Tiro berhasil memenangkan hati masyarakat setempat dan mengubah banyak orang menjadi penganut Islam. Dato Tiro melakukan perjalanan ke Bulukumba dengan tujuan membawa ajaran Islam dan pesan perdamaian kepada masyarakat yang masih menganut agama dan kepercayaan lainnya. Ia memberikan ceramah, pengajaran, dan panduan moral kepada penduduk setempat, sehingga membangun dasar bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut. Selain sebagai seorang ulama, Dato Tiro juga menjadi figur yang dihormati dan dijadikan panutan dalam komunitasnya. Warisannya tidak hanya berdampak pada masjid-masjid yang dibangun dan pendidikan Islam yang diteruskan di Bulukumba, tetapi juga pada budaya dan kehidupan sosial masyarakat. Dato Tiro adalah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin spiritual dapat memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama dan pembentukan identitas budaya suatu daerah. Ia terus dihormati dan diingat oleh masyarakat Bulukumba sebagai tokoh yang membawa cahaya Islam ke daerah mereka. Sinopsis ini hanya sebagian kecil dari warisannya yang kaya dan inspiratif dalam sejarah Indonesia.